Jakarta – Badan Litbang Kesehatan menjalin kerjasama dengan Tim Nasional Percepatanan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Nota kesepahaman ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Kesehatan, Siswanto dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan TNP2K, Bambang Widianto, Senin (06/08).
Dalam sambutannya Siswanto mengatakan kerjasama ini akan memetakan masalah stunting hingga tingkat desa dengan menggunakan pendekatan small area estimation (SAE).
“Semoga kerjasama ini bermanfaat secara metodologis, meningkatkan kemampuan dan kapasitas peneliti kedua belah pihak, dan membantu menajamkan program penanganan stunting di Indonesia.” ujarnya.
Lebih lanjut Siswanto menjelaskan bahwa Indonesia sedang mengalami triple burden of malnutrition, yang ditunjukkan dengan tingginya kejadian undernutrition, khususnya stunting.
“Pemerintah telah berupaya dengan berbagai kebijakan seperti gerakan nasional percepatan gizi dan masalah stunting, yang difokuskan kepada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Pemerintah memberi perhatian cukup serius dengan menetapkan 100 kabupaten/kota menjadi prirotas penanganan stunting. Bahkan pada tahun 2018 ini menjadi 160 kabupaten/kota dengan pendekatan yang terpadu dan fokus pada desa yang sama.”, tuturnya.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatangan perjanjian kerja sama oleh plt. Kepala Pusat Penelitian Upaya Kesehatan Masyarakat, drg. Agus Suprapto, M.Kes. dengan Dr. Ellan Satriawan, Koordinator Pokja Kebijakan TNP2K.
Menurut Ellan Satriawan penandatangan kesepakatan ini sangat penting karena riset tidak hanya menghasilkan informasi untuk publikasi, tetapi juga untuk mendorong perbaikan kebijakan.#EM.